Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution (lahir di Medan, 26 Maret 1954; umur 62 tahun) adalah seorang purnawirawan Perwira Tinggi militer Indonesia dari TNI Angkatan Darat dan merupakan lulusan Akabri Darat tahun 1977. Dia adalah mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo yang diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Penetapan mantan Asisten Teritorial Panglima TNI menjadi Pangkostrad didasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/584/VII/2011 tanggal 25 Juli 2011, tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI. Dia menjabat sebagai Pangkostrad hingga 13 Maret 2012 dan digantikan oleh Letjen TNI M Munir. Azmyn Yusri Nasution sebelumnya pernah menjabat sebagai Pangdam XVII/Cendrawasih, Papua[2] dan kemudian menjadi Komandan Pusat Teritorial TNI AD. Azmyn adalah anak dari almarhum Kolonel Inf H.M. Nurdin Nasution, mantan Bupati Padang Sidempuan yang menjabat sampai tiga periode dari 1960 hingga 1975.
( id.wikipedia )
Agus Kriswanto
Letnan Jenderal TNI Agus Kriswanto (lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 10 Juli 1960; umur 55 tahun) adalah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat lulusan Akademi Militer tahun 1984. Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/51/I/2016 tanggal 26 Januari 2016, tentang Pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI, saat ini ia ditetapkan sebagai Komandan Kodiklat TNI-AD Sebelumnya ia menjabat sebagai Panglima Kodam Iskandar Muda.
Riwayat Jabatan
Danton Yonif 724/Julu Siri Kodam XIV/Hasanuddin (1984)
Danton 1/C Yonif 724/Julu Siri Kodam XIV/Hasanuddin (1985)
Danki-C Yonif 724/Julu Siri Kodam XIV/Hasanuddin (1988)
Danki-B Yonif 433/Julu Siri Kostrad (1991)
Kasilat Bag Linud Sdirbinsen Pussenif (1995)
Kasi Nikpur Depnik Pusdikif Pussenif (1997)
Ps. Danyonif 403/Wirasada Pratista (1998)
Danyonif 403/Wirasada Pratista (1998)
Pabandya Lat Sops Kodam IV/Diponegoro (1999)
Dandim 1004/Kotabaru Korem 101/Antasari (2000)
Waasops Kasdam VI/Tanjungpura (2001)
Danbrigif Linud 18/Trisula (2003)
Asops Kasdam IX/Udayana (2006)
Danrem 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan (2008)
Danpusdikif Pussenif Kodiklat TNI AD (2009)
Dirdik Kodiklat TNI-AD (2011)
Kasdam IV/Diponegoro (2012)
Pangdivif 2/Kostrad (2013)
Pangdam Iskandar Muda (2014)
Dankodiklatad (2016)
( id.wikipedia )
Riwayat Jabatan
Danton Yonif 724/Julu Siri Kodam XIV/Hasanuddin (1984)
Danton 1/C Yonif 724/Julu Siri Kodam XIV/Hasanuddin (1985)
Danki-C Yonif 724/Julu Siri Kodam XIV/Hasanuddin (1988)
Danki-B Yonif 433/Julu Siri Kostrad (1991)
Kasilat Bag Linud Sdirbinsen Pussenif (1995)
Kasi Nikpur Depnik Pusdikif Pussenif (1997)
Ps. Danyonif 403/Wirasada Pratista (1998)
Danyonif 403/Wirasada Pratista (1998)
Pabandya Lat Sops Kodam IV/Diponegoro (1999)
Dandim 1004/Kotabaru Korem 101/Antasari (2000)
Waasops Kasdam VI/Tanjungpura (2001)
Danbrigif Linud 18/Trisula (2003)
Asops Kasdam IX/Udayana (2006)
Danrem 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan (2008)
Danpusdikif Pussenif Kodiklat TNI AD (2009)
Dirdik Kodiklat TNI-AD (2011)
Kasdam IV/Diponegoro (2012)
Pangdivif 2/Kostrad (2013)
Pangdam Iskandar Muda (2014)
Dankodiklatad (2016)
( id.wikipedia )
Agus Wirahadikusumah
Agus Wirahadikusumah (lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Oktober 1951 – meninggal di Jakarta, 30 Agustus 2001 pada umur 49 tahun) adalah perwira tinggi militer Indonesia dan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad).
Karier militer
Wirahadikusumah adalah lulusan akademi militer Indonesia pada tahun 1973. Ia juga belajar di Amerika Serikat, termasuk di Universitas Harvard (John F. Kennedy School of Government). Dalam tahun-tahun terakhir abad ke-20, ia menjadi Kepala Direktorat Perencanaan di Markas Angkatan Bersenjata Indonesia.
Setelah pengunduran diri Soeharto, Wirahadikusumah muncul sebagai pembaharu di jajaran angkatan bersenjata. Pada tahun 1997, ia sebagai Mayor Jenderal, ditugaskan di Markas Angkatan Bersenjata sebagai staf ahli bidang politik dan keamanan Panglima TNI. Pada tahun yang sama, ia menyerukan agar militer Indonesia untuk menghentikan keterlibatan mereka dalam urusan politik dan menjadi kekuatan pertahanan profesional sebagai gantinya.
Pada Januari 1999, Mayor Jenderal Agus Wirahadikusumah, yang saat itu adalah Komandan Seskoad kemudian menjadi Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI.
Pada tahun 2000, Presiden Gus Dur menunjuknya sebagai Pangkostrad. Ia menjabat posisi ini dari 29 Maret 2000 hingga 1 Agustus 2000. Wirahadikusumah mendukung setiap keputusan-keputusan Gus Dur, termasuk keputusan pemberhentian Jenderal Wiranto sebagai Menkopolkam. Wiranto menyebutnya sebagai "apel buruk". Sementara Wirahadikusumah sangat populer dikalangan prajurit biasa, ia juga menciptakan musuh bagi dirinya sendiri, karena ia berusaha membersihkan Kostrad dari sejumlah dugaan kasus korupsi. Sebagai konsekuensinya, dia diberhentikan dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad pada musim panas tahun 2000. Namun, menurut Umar Wirahadikusumah, pamannya, jabatan sebagai Panglima TNI telah ditawarkan kepada Agus Wirahadikusumah pada tanggal 23 Juli 2001.
Pada 30 Agustus 2001, Wirahadikusumah dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina di Jakarta Selatan pada pukul 06:19. Seorang pegawai rumah sakit menyatakan bahwa ia telah meninggal ketika ia dibawa masuk, penyebab meninggalnya tidak diketahui dan tidak ada otopsi yang dilakukan. Menurut The Jakarta Post, kemungkinan penyebab kematian adalah gagal jantung. Namun, beberapa orang menyatakan bahwa ia mungkin telah dibunuh, karena sikap reformisnya untuk mengungkap skandal korupsi 189 miliar rupiah di Yayasan Dharma Putra Kostrad, sebuah organisasi amal milik militer. Ia dimakamkan di TMP Kalibata pada siang harinya.
Olahraga
Terlepas dari urusan militer, Wirahadikusumah juga tertarik pada olahraga dan ia adalah Wakil Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia. Dalam fungsi ini ia berperan dalam rencana tahun 1998 untuk mewujudkan pertemuan antara mantan juara bulu tangkis Indonesia (seperti Tan Joe Hok) dan penerus mereka untuk berbagi pengalaman mereka dan membuat mereka lebih siap untuk turnamen mendatang. Pada tahun 1998, ia adalah manajer dari tim Piala Thomas Indonesia yang memenangkan piala tahun itu. Wirahadikusumah dianugerahi Medali Satyalancana Kebudayaan untuk prestasi ini oleh Presiden, B.J. Habibie pada 9 September 1998.
Keluarga
Agus Wirahadikusumah adalah keponakan Umar Wirahadikusumah, mantan Wakil Presiden Indonesia dan juga mantan Panglima Kostrad. Agus Wirahadikusumah menikah dengan Tri Rachmaningish. Mereka memiliki dua anak: seorang putra, Yunan Mahastra Satria (lahir 22 Juni 1977) dan seorang putri, Diyah Gustinar Safitri (lahir 14 Juli 1975).
( id.wikipedia )
Karier militer
Wirahadikusumah adalah lulusan akademi militer Indonesia pada tahun 1973. Ia juga belajar di Amerika Serikat, termasuk di Universitas Harvard (John F. Kennedy School of Government). Dalam tahun-tahun terakhir abad ke-20, ia menjadi Kepala Direktorat Perencanaan di Markas Angkatan Bersenjata Indonesia.
Setelah pengunduran diri Soeharto, Wirahadikusumah muncul sebagai pembaharu di jajaran angkatan bersenjata. Pada tahun 1997, ia sebagai Mayor Jenderal, ditugaskan di Markas Angkatan Bersenjata sebagai staf ahli bidang politik dan keamanan Panglima TNI. Pada tahun yang sama, ia menyerukan agar militer Indonesia untuk menghentikan keterlibatan mereka dalam urusan politik dan menjadi kekuatan pertahanan profesional sebagai gantinya.
Pada Januari 1999, Mayor Jenderal Agus Wirahadikusumah, yang saat itu adalah Komandan Seskoad kemudian menjadi Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI.
Pada tahun 2000, Presiden Gus Dur menunjuknya sebagai Pangkostrad. Ia menjabat posisi ini dari 29 Maret 2000 hingga 1 Agustus 2000. Wirahadikusumah mendukung setiap keputusan-keputusan Gus Dur, termasuk keputusan pemberhentian Jenderal Wiranto sebagai Menkopolkam. Wiranto menyebutnya sebagai "apel buruk". Sementara Wirahadikusumah sangat populer dikalangan prajurit biasa, ia juga menciptakan musuh bagi dirinya sendiri, karena ia berusaha membersihkan Kostrad dari sejumlah dugaan kasus korupsi. Sebagai konsekuensinya, dia diberhentikan dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad pada musim panas tahun 2000. Namun, menurut Umar Wirahadikusumah, pamannya, jabatan sebagai Panglima TNI telah ditawarkan kepada Agus Wirahadikusumah pada tanggal 23 Juli 2001.
Pada 30 Agustus 2001, Wirahadikusumah dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina di Jakarta Selatan pada pukul 06:19. Seorang pegawai rumah sakit menyatakan bahwa ia telah meninggal ketika ia dibawa masuk, penyebab meninggalnya tidak diketahui dan tidak ada otopsi yang dilakukan. Menurut The Jakarta Post, kemungkinan penyebab kematian adalah gagal jantung. Namun, beberapa orang menyatakan bahwa ia mungkin telah dibunuh, karena sikap reformisnya untuk mengungkap skandal korupsi 189 miliar rupiah di Yayasan Dharma Putra Kostrad, sebuah organisasi amal milik militer. Ia dimakamkan di TMP Kalibata pada siang harinya.
Olahraga
Terlepas dari urusan militer, Wirahadikusumah juga tertarik pada olahraga dan ia adalah Wakil Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia. Dalam fungsi ini ia berperan dalam rencana tahun 1998 untuk mewujudkan pertemuan antara mantan juara bulu tangkis Indonesia (seperti Tan Joe Hok) dan penerus mereka untuk berbagi pengalaman mereka dan membuat mereka lebih siap untuk turnamen mendatang. Pada tahun 1998, ia adalah manajer dari tim Piala Thomas Indonesia yang memenangkan piala tahun itu. Wirahadikusumah dianugerahi Medali Satyalancana Kebudayaan untuk prestasi ini oleh Presiden, B.J. Habibie pada 9 September 1998.
Keluarga
Agus Wirahadikusumah adalah keponakan Umar Wirahadikusumah, mantan Wakil Presiden Indonesia dan juga mantan Panglima Kostrad. Agus Wirahadikusumah menikah dengan Tri Rachmaningish. Mereka memiliki dua anak: seorang putra, Yunan Mahastra Satria (lahir 22 Juni 1977) dan seorang putri, Diyah Gustinar Safitri (lahir 14 Juli 1975).
( id.wikipedia )
Achmad Daniel Chardin
Brigadir Jenderal TNI Achmad Daniel Chardin (lahir di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, 4 Maret 1967; umur 49 tahun) adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 25 Juli 2015 mengemban amanat sebagai Wakil Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri TNI Angkatan Darat pengganti Brigjen TNI Herman Asaribab.Daniel, lulusan Akmil 1990 ini berpengalaman dalam bidang infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Komandan Komando Resort Militer 011/Lilawangsa.
Riwayat Pendidikan
Akmil (1990)
Seskoad (2004) (Lulusan Terbaik)
Sesko TNI (2013)
Riwayat Jabatan
Dandenintel Kostrad
Dandim 0101/Aceh Besar (2009)
Waasintel Kasdam Iskandar Muda (2010)
Asintel Kasdam Iskandar Muda (2011)
Kasrem 031/Wirabima (2012)
Pamen Denma Mabesad (Sesko TNI) (2013)
Paban Utama A1 Bais TNI (2014)
Danrem 011/Lilawangsa (2015)
Wadanpussenif Kodiklat TNI-AD (2015)
( id.wikipedia )
Riwayat Pendidikan
Akmil (1990)
Seskoad (2004) (Lulusan Terbaik)
Sesko TNI (2013)
Riwayat Jabatan
Dandenintel Kostrad
Dandim 0101/Aceh Besar (2009)
Waasintel Kasdam Iskandar Muda (2010)
Asintel Kasdam Iskandar Muda (2011)
Kasrem 031/Wirabima (2012)
Pamen Denma Mabesad (Sesko TNI) (2013)
Paban Utama A1 Bais TNI (2014)
Danrem 011/Lilawangsa (2015)
Wadanpussenif Kodiklat TNI-AD (2015)
( id.wikipedia )
Amril Amir
Mayjen TNI (Purn.) Amril Amir, S.IP adalah seorang pemimpin militer Indonesia. Dia pernah bertugas sebagai Pangdam (Panglima Daerah Militer) VII/Wirabuana dari bulan Juli 2010 sampai September 2011 setelah menjabat sebagai Kasdam (Kepala Staf Daerah Militer) di Kodam VII tersebut selama 8 bulan.
Ia menggantikan pejabat sebelumnya, Mayjen TNI Hari Krisnomo dan pada bulan September 2011 ia digantikan oleh Mayjen TNI Muhamad Nizam. Selanjutnya ia ditugaskan jadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI George Toisutta. Sebelumnya Amril Amir juga pernah bertugas sebagai Danrem (Komandan Resort Militer) Bengkulu.
( id.wikipedia )
Ia menggantikan pejabat sebelumnya, Mayjen TNI Hari Krisnomo dan pada bulan September 2011 ia digantikan oleh Mayjen TNI Muhamad Nizam. Selanjutnya ia ditugaskan jadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI George Toisutta. Sebelumnya Amril Amir juga pernah bertugas sebagai Danrem (Komandan Resort Militer) Bengkulu.
( id.wikipedia )
Agum Gumelar
Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Agum Gumelar (lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 17 Desember 1945; umur 70 tahun) adalah mantan Menteri Perhubungan pada Kabinet Gotong Royong. Ia adalah lulusan tahun 1969 dari Akademi Militer Nasional Magelang.
Dalam Pilpres 2004, dia dicalonkan oleh PPP sebagai calon wakil presiden sama Hamzah Haz sebagai calon presiden, di putaran pertama, pasangan itu meraih 3,01% dari total jumlah suara.
Dia juga mencalonkan diri dalam Pilkada DKI 2007
Pada tahun 1998, ia mendapat gelar master dari American World University, salah satu organisasi yang dilarang beroperasi oleh Dikti Depdiknas pada tahun 2005 karena melakukan tindakan jual gelar. Ia juga menjabat sebagai Gubernur Lemhanas periode 1998 - 1999.
Tahun 2008, Agum dicalonkan PDIP menjadi Gubernur Jawa Barat berpasangan dengan Nu'man Abdul Hakim, namun berakhir dengan kegagalan. Agum Gumelar juga menjabat sebagai Honorary Chairman Media Nusantara Citra.
Pada tahun 2011, Agum Gumelar ditunjuk oleh FIFA sebagai Ketua Komite Normalisiasi untuk mengatasi kisruh dalam tubuh PSSI.
Karier
2011: Ketua Komite Normalisasi PSSI
2003-2007: Ketua Umum KONI Pusat
2001-2004: Menteri Perhubungan Kabinet Gotong Royong
2001: Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan Kabinet Persatuan Nasional
1999-2003: Ketua Umum PSSI
1999-2000: Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Kabinet Persatuan Nasional
1999-2000: Menteri Perhubungan Kabinet Persatuan Nasional
1998-1999: Gubernur Lemhannas
( id.wikipedia )
Dalam Pilpres 2004, dia dicalonkan oleh PPP sebagai calon wakil presiden sama Hamzah Haz sebagai calon presiden, di putaran pertama, pasangan itu meraih 3,01% dari total jumlah suara.
Dia juga mencalonkan diri dalam Pilkada DKI 2007
Pada tahun 1998, ia mendapat gelar master dari American World University, salah satu organisasi yang dilarang beroperasi oleh Dikti Depdiknas pada tahun 2005 karena melakukan tindakan jual gelar. Ia juga menjabat sebagai Gubernur Lemhanas periode 1998 - 1999.
Tahun 2008, Agum dicalonkan PDIP menjadi Gubernur Jawa Barat berpasangan dengan Nu'man Abdul Hakim, namun berakhir dengan kegagalan. Agum Gumelar juga menjabat sebagai Honorary Chairman Media Nusantara Citra.
Pada tahun 2011, Agum Gumelar ditunjuk oleh FIFA sebagai Ketua Komite Normalisiasi untuk mengatasi kisruh dalam tubuh PSSI.
Karier
2011: Ketua Komite Normalisasi PSSI
2003-2007: Ketua Umum KONI Pusat
2001-2004: Menteri Perhubungan Kabinet Gotong Royong
2001: Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan Kabinet Persatuan Nasional
1999-2003: Ketua Umum PSSI
1999-2000: Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Kabinet Persatuan Nasional
1999-2000: Menteri Perhubungan Kabinet Persatuan Nasional
1998-1999: Gubernur Lemhannas
( id.wikipedia )
Adam Damiri
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Adam Rachmat Damiri (lahir 20 November 1949; umur 66 tahun) adalah seorang mantan perwira tinggi militer TNI Angkatan Darat. Adam merupakan alumnus Akademi Militer tahun 1972 dan berasal dari kecabangan infanteri. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Asisten Operasi Kasum TNI. Adam sebelumnya juga pernah bertugas sebagai Panglima Kodam IX/Udayana pada tahun 1998-1999, Kepala Staf Divif 1/Kostrad di Cilodong, dan Komandan Brigif Linud 3 di Makassar.
Saat ini ia menjabat sebagai Direktur Utama Asabri, sebuah BUMN yang bergerak dibidang jasa asuransi bagi para anggota TNI/Polri dan PNS Kemhan dan Polri.
( id.wikipedia )
Saat ini ia menjabat sebagai Direktur Utama Asabri, sebuah BUMN yang bergerak dibidang jasa asuransi bagi para anggota TNI/Polri dan PNS Kemhan dan Polri.
( id.wikipedia )
Adolf Sahala Rajagukguk
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Adolf Sahala Rajagukguk (lahir di Muara, 31 Agustus 1938 – meninggal di Pangururan, 11 November 2002 pada umur 64 tahun) adalah tokoh militer Indonesia. Jabatan terakhirnya yaitu Wakasad. Sebelum menjadi Wakil KSAD, Sahala pernah menjadi Pangkostrad, selama satu tahun, 1987-1988.
Karier militer
Komandan Brigif 16/Wira Yudha
Asisten Operasi Kostrad
Komandan Sektor C Dili/Timor Timur
Komandan Korem 164/Wira Dharma/Timor Timur
Panglima Kolakops TNI Timor Timur
Panglima Koopskam TNI Timor Timur
Panglima Kodam XIII Merdeka
Wakil Komandan Seskoad
Asisten Operasi KSAD
Panglima Kodam IX/Udayana
Panglima Kostrad
Wakil KSAD
Dubes RI - India
( id.wikipedia )
Karier militer
Komandan Brigif 16/Wira Yudha
Asisten Operasi Kostrad
Komandan Sektor C Dili/Timor Timur
Komandan Korem 164/Wira Dharma/Timor Timur
Panglima Kolakops TNI Timor Timur
Panglima Koopskam TNI Timor Timur
Panglima Kodam XIII Merdeka
Wakil Komandan Seskoad
Asisten Operasi KSAD
Panglima Kodam IX/Udayana
Panglima Kostrad
Wakil KSAD
Dubes RI - India
( id.wikipedia )
Andjar Wiratma
Brigadir Jenderal TNI Andjar Wiratma (dibaca: Anjar Wiratma) adalah seorang Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan Alumni AKABRI / Lulusan Akademi Militer (disingkat: Akmil) Angkatan Darat Tahun 1987. Sebelumnya Andjar menjabat sebagai Dansatinduk BAIS TNI, namun berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/357/V/2015 tanggal 15 Mei 2015, Andjar diberi amanah sebagai Wakil Asisten Intelijen (disingkat: Waasintel) Panglima TNI.
Latar Belakang
Karir militernya bermula sejak bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (disingkat: KOPASSUS) TNI-AD. Berbagai penugasan di daerah konflik pernah diembannya, salah satunya ketika ditugaskan pada Operasi Seroja di Timor - Timur (Negara
Latar Belakang
Karir militernya bermula sejak bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (disingkat: KOPASSUS) TNI-AD. Berbagai penugasan di daerah konflik pernah diembannya, salah satunya ketika ditugaskan pada Operasi Seroja di Timor - Timur (Negara
Alamsjah RP
Alamsjah Ratoe Perwiranegara (lahir di Kotabumi, Lampung Utara, Lampung, 25 Desember 1925 – meninggal di Jakarta, 8 Januari 1998 pada umur 72 tahun) adalah tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri dan Duta Besar Indonesia.
Pendidikan dan masa sekolah
Alamsjah pertama kali mengenyam pendidikan dasar di Tanjung Karang kemudian melanjutkan di Lampung Gakuin (setingkat SLTP) dan akhirnya menyelesaikan tingkat sekolah di LPPU (setingkat SMA). Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) sempat mengikuti pendidikan militer Gyu Gun. Setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, Alamsjah dikirim ke India untuk mengikuti pendidikan ilmu kemiliteran di Senior Officer Course di Mhow dan kemudian melanjutkan pendidikan di General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat.
Pendidikan dan masa sekolah
Alamsjah pertama kali mengenyam pendidikan dasar di Tanjung Karang kemudian melanjutkan di Lampung Gakuin (setingkat SLTP) dan akhirnya menyelesaikan tingkat sekolah di LPPU (setingkat SMA). Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) sempat mengikuti pendidikan militer Gyu Gun. Setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, Alamsjah dikirim ke India untuk mengikuti pendidikan ilmu kemiliteran di Senior Officer Course di Mhow dan kemudian melanjutkan pendidikan di General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat.
Achmad Tahir
Letjen. (Purn.) TNI Achmad Tahir (lahir di Kisaran, Sumatera Utara, 27 Juni 1924 – meninggal di Jakarta, 17 Agustus 2002 pada umur 78 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan tokoh militer Indonesia. Dia pernah mengemban tugas sebagai Panglima Divisi IV/TKR pada zaman revolusi kemerdekaan Indonesia. Pada masa Orde Baru, dia dipercaya menjadi Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dalam Kabinet Pembangunan IV periode 1982-1987 dan Kabinet Pembangunan V periode 1987-1992 dibawah pemerintahan Presiden Soeharto. Setelah tidak lagi menjadi menteri, dia ditugaskan sebagai Dubes Keliling Gerakan Nonblok untuk wilayah Eropa kemudian menjadi Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). Ia adalah Sesepuh Puak Melayu Sumatera Utara, yang telah diberi gelar Tengku Pangeran oleh Majelis Adat Budaya Melayu (MABMI) di Kesultanan Deli.
Basofi Sudirman
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Moch. Basofi Sudirman (lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 20 Desember 1940; umur 75 tahun), adalah Gubernur Jawa Timur periode 1993-1998. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kasdam Bukit Barisan (1986-1987) dan Wakil Gubernur Jakarta tahun 1987-1992. Ia pernah berkarier sebagai penyanyi, dengan single Tidak Semua Laki-laki. Basofi Sudirman merupakan Putra dari Letjen TNI (Purn) H. Soedirman yang merupakan tokoh terkenal di Bojonegoro, dan merupakan pahlawan nasional dari Kabupaten Bojonegoro.
Daan Jahja
Letnan Kolonel H. Daan Jahja (lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Januari 1925 – meninggal di Jakarta, 20 Juni 1985 pada umur 60 tahun) adalah Gubernur (Militer) Jakarta dan Panglima Divisi Siliwangi. Ia memainkan peranan penting dalam menumpas aksi Kapten Westerling yang mau merebut kekuasaan negara karena tidak menerima penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda tanggal 27 Desember 1949.
Latar belakang
Daan Jahja lahir dari pasangan Jahja Datoek Kajo dan Sjahrizan Jahja, asal Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Ayahnya merupakan anggota Volksraad yang cukup vokal, dan orang yang pertama kali berpidato menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad. Daan merupakan anak yang tertua dari sembilan bersaudara.
Latar belakang
Daan Jahja lahir dari pasangan Jahja Datoek Kajo dan Sjahrizan Jahja, asal Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Ayahnya merupakan anggota Volksraad yang cukup vokal, dan orang yang pertama kali berpidato menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad. Daan merupakan anak yang tertua dari sembilan bersaudara.
Dading Kalbuadi
Letjen TNI (Purn) Dading Kalbuadi (lahir di Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, 14 April 1931 – meninggal di Jakarta, 10 Oktober 1999 pada umur 68 tahun) adalah tokoh militer Indonesia. Jabatan terakhirnya yaitu Irjen Dephan.
( wikipedia )
( wikipedia )
Daryatmo
Daryatmo, juga dieja Darjatmo (lahir di Solo, Jawa Tengah, 18 Juni 1925; umur 90 tahun) adalah tokoh militer Indonesia dan Ketua DPR/MPR periode 1978-1982.
Daryatmo memperoleh pendidikan kemiliteran di SSKAD, dan kemudian pendidikan militer lanjutan di luar negeri pada US Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Amerika Serikat, dan pendidikan pada Suslapa, Seskoad di Bandung.
Sebagai Kepala Staf Operasi 17 Agustus, Daryatmo memimpin penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatra sebagai bawahan Jenderal Ahmad Yani. Tahun 1978, Daryatmo menjadi Ketua DPR/MPR menggantikan Adam Malik, yang menjadi Wakil Presiden. Ia merupakan orang pertama dari ABRI yang menjabat Ketua DPR/MPR. Bersama Prof Sarbini Sumawinata, Daryatmo juga pernah memimpin seminar AD di Bandung, yang melahirkan Doktrin AD Tri Ubaya Sakti.
Daryatmo memperoleh pendidikan kemiliteran di SSKAD, dan kemudian pendidikan militer lanjutan di luar negeri pada US Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Amerika Serikat, dan pendidikan pada Suslapa, Seskoad di Bandung.
Sebagai Kepala Staf Operasi 17 Agustus, Daryatmo memimpin penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatra sebagai bawahan Jenderal Ahmad Yani. Tahun 1978, Daryatmo menjadi Ketua DPR/MPR menggantikan Adam Malik, yang menjadi Wakil Presiden. Ia merupakan orang pertama dari ABRI yang menjabat Ketua DPR/MPR. Bersama Prof Sarbini Sumawinata, Daryatmo juga pernah memimpin seminar AD di Bandung, yang melahirkan Doktrin AD Tri Ubaya Sakti.
Langganan:
Postingan (Atom)