Andjar Wiratma

Brigadir Jenderal TNI Andjar Wiratma (dibaca: Anjar Wiratma) adalah seorang Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan Alumni AKABRI / Lulusan Akademi Militer (disingkat: Akmil) Angkatan Darat Tahun 1987. Sebelumnya Andjar menjabat sebagai Dansatinduk BAIS TNI, namun berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/357/V/2015 tanggal 15 Mei 2015, Andjar diberi amanah sebagai Wakil Asisten Intelijen (disingkat: Waasintel) Panglima TNI.

Latar Belakang
Karir militernya bermula sejak bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (disingkat: KOPASSUS) TNI-AD. Berbagai penugasan di daerah konflik pernah diembannya, salah satunya ketika ditugaskan pada Operasi Seroja di Timor - Timur (Negara

Alamsjah RP

Alamsjah Ratoe Perwiranegara (lahir di Kotabumi, Lampung Utara, Lampung, 25 Desember 1925 – meninggal di Jakarta, 8 Januari 1998 pada umur 72 tahun) adalah tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri dan Duta Besar Indonesia.

Pendidikan dan masa sekolah
Alamsjah pertama kali mengenyam pendidikan dasar di Tanjung Karang kemudian melanjutkan di Lampung Gakuin (setingkat SLTP) dan akhirnya menyelesaikan tingkat sekolah di LPPU (setingkat SMA). Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) sempat mengikuti pendidikan militer Gyu Gun. Setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, Alamsjah dikirim ke India untuk mengikuti pendidikan ilmu kemiliteran di Senior Officer Course di Mhow dan kemudian melanjutkan pendidikan di General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat.

Achmad Tahir

Letjen. (Purn.) TNI Achmad Tahir (lahir di Kisaran, Sumatera Utara, 27 Juni 1924 – meninggal di Jakarta, 17 Agustus 2002 pada umur 78 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan tokoh militer Indonesia. Dia pernah mengemban tugas sebagai Panglima Divisi IV/TKR pada zaman revolusi kemerdekaan Indonesia. Pada masa Orde Baru, dia dipercaya menjadi Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dalam Kabinet Pembangunan IV periode 1982-1987 dan Kabinet Pembangunan V periode 1987-1992 dibawah pemerintahan Presiden Soeharto. Setelah tidak lagi menjadi menteri, dia ditugaskan sebagai Dubes Keliling Gerakan Nonblok untuk wilayah Eropa kemudian menjadi Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). Ia adalah Sesepuh Puak Melayu Sumatera Utara, yang telah diberi gelar Tengku Pangeran oleh Majelis Adat Budaya Melayu (MABMI) di Kesultanan Deli.

Basofi Sudirman

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Moch. Basofi Sudirman (lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 20 Desember 1940; umur 75 tahun), adalah Gubernur Jawa Timur periode 1993-1998. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kasdam Bukit Barisan (1986-1987) dan Wakil Gubernur Jakarta tahun 1987-1992. Ia pernah berkarier sebagai penyanyi, dengan single Tidak Semua Laki-laki. Basofi Sudirman merupakan Putra dari Letjen TNI (Purn) H. Soedirman yang merupakan tokoh terkenal di Bojonegoro, dan merupakan pahlawan nasional dari Kabupaten Bojonegoro.

Daan Jahja

Letnan Kolonel H. Daan Jahja (lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Januari 1925 – meninggal di Jakarta, 20 Juni 1985 pada umur 60 tahun) adalah Gubernur (Militer) Jakarta dan Panglima Divisi Siliwangi. Ia memainkan peranan penting dalam menumpas aksi Kapten Westerling yang mau merebut kekuasaan negara karena tidak menerima penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda tanggal 27 Desember 1949.

Latar belakang
Daan Jahja lahir dari pasangan Jahja Datoek Kajo dan Sjahrizan Jahja, asal Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Ayahnya merupakan anggota Volksraad yang cukup vokal, dan orang yang pertama kali berpidato menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad. Daan merupakan anak yang tertua dari sembilan bersaudara.

Dading Kalbuadi

Letjen TNI (Purn) Dading Kalbuadi (lahir di Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, 14 April 1931 – meninggal di Jakarta, 10 Oktober 1999 pada umur 68 tahun) adalah tokoh militer Indonesia. Jabatan terakhirnya yaitu Irjen Dephan.
( wikipedia )

Daryatmo

Daryatmo, juga dieja Darjatmo (lahir di Solo, Jawa Tengah, 18 Juni 1925; umur 90 tahun) adalah tokoh militer Indonesia dan Ketua DPR/MPR periode 1978-1982.
Daryatmo memperoleh pendidikan kemiliteran di SSKAD, dan kemudian pendidikan militer lanjutan di luar negeri pada US Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Amerika Serikat, dan pendidikan pada Suslapa, Seskoad di Bandung.
Sebagai Kepala Staf Operasi 17 Agustus, Daryatmo memimpin penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatra sebagai bawahan Jenderal Ahmad Yani. Tahun 1978, Daryatmo menjadi Ketua DPR/MPR menggantikan Adam Malik, yang menjadi Wakil Presiden. Ia merupakan orang pertama dari ABRI yang menjabat Ketua DPR/MPR. Bersama Prof Sarbini Sumawinata, Daryatmo juga pernah memimpin seminar AD di Bandung, yang melahirkan Doktrin AD Tri Ubaya Sakti.